Sabtu, 26 September 2015

Antara Kekagumanku dan Rasa Cintaku

Malam ini, entah kenapa ada rasa yang berbeda dihatiku. Aku tak tahu benar perasaan apa yang sedang aku rasakan malam ini tapi yang pasti aku merasa dadaku sesak dan membuatku merasa malas untuk melakukan sesuatu.

"Fa! Bagaimana prosesnya?" tanya orang disebrang yang sedang menelponku.

"Kamu ini Ra, belum juga ngucap salam," ujarku belum menjawab.

"Hehehe, Assalamu'alaykum," kata Rara mengucap salam.

"Wa'alaykumussalam warahmatullaah, kok tiba-tiba nanyain itu Ra?" tanyaku balik.

"Ya ga, aku sebagai sahabatmu juga ingin tahu perkembangan prosesmu Fa," ujarnya ngeles.

Aku tahu benar kalau Rara penasaran dengan perkembangan prosesku.

"Belum ada kelanjutan Ra, aku masih menunggu dari sana akan seperti apa," jawabku datar.

"Kok belum ada kelanjutan sih Fa?" tanya Rara lagi.

"Aku juga tidak tahu, mungkin dari pihak sana masih mempertimbangkan untuk melanjutkan atau tidak," jawabku berusaha berfikir positif.

"Tapi kamu siap untuk melanjutkan proses kan Fa kalau dari pihak sana pun lanjut?" tanya Rara untuk kesekian kalinya.

"In syaa Allaah aku siap Ra," jawabku mantap.

Bagaimana mungkin aku tidak siap, karena orang yang sedang berproses dengan ku adalah orang yang selama ini aku kagumi. Semua yang ada didirinya membuatku kagum padanya, dari agamanya, akhlaknya, perilakunya, bahkan sampai kegemarannya. Aku merasa surga begitu dekat jika aku bersamanya.
********

"Fa, apa kabar?" tanya seorang laki-laki yang ada didepanku dan menatapku lekat.

"Alhamdulillaah aku baik Kha," jawabku tertunduk.

"Sudah lama ya kita tidak bertemu," ungkapnya mencoba mencairkan suasana.

Aku hanya mengangguk tanpa menatapnya.

"Kamu kenapa Fa? Sakit?" tanya Khalil kembali.

Kali ini aku menggeleng.

"Aku tidak sakit kok Kha. Kamu apa kabar Kha?" tanyaku mengalihkan pembicaraan.

"Ya seperti yang kamu lihat, aku baik," jawabnya dengan tersenyum.

Aku kembali terdiam, tak bisa mengatakan apapun.

Laki-laki yang sekarang ada di depanku adalah laki-laki yang dulu pernah aku cintai, mungkin sampai sekarang pun sama. Namun pertemuanku dengannya hari ini membuatku merasa asing.

Sebenarnya tak banyak yang berubah dari kami, hanya saja jarak yang aku ciptakan diantara kami lah yang membuat kami jadi merasa asing, lebih tepatnya membuatku merasa asing.

Hampir 4 tahun ini aku dan dia tak lagi berkomunikasi seperti biasanya, saat itu aku memutuskan untuk pergi dari kehidupannya karena sebuah kekecewaan yang aku rasakan. Ya, aku memilih pergi ketika rasa cintaku padanya masih begitu kuat aku rasakan.

"Kau tak banyak berubah ya Fa, hanya sekarang sepertinya kau jadi lebih pendiam," kata Khalil membuyarkan lamunanku.

Aku hanya tersenyum tanpa arti, tak tahu apa yang harus aku katakan.

Pertemuanku dengan Khalil hari ini membuatku menyadari bahwa cinta itu sebenarnya tidak hilang, cinta itu hanya terkubur oleh kekagumanku pada orang yang saat ini sedang berproses denganku. Ya, hanya terkubur dan mungkin saat ini kembali ku temukan dengan perasaan yang lebih dalam.

Ah, hati betapa mudahnya kau berubah.

******

Hari ini aku dihadapkan pada sebuah perasaan yang aku sendiri lah yang membiarkannya ada, sebuah rasa kagum dan rasa cinta.

Aku yang merasa bahwa rasa cinta itu akan menghilang seiring berjalannya waktu berusaha membuka hati untuk seseorang yang saat ini aku kagumi dan membiarkannya datang untuk menjalin hubungan serius denganku,

Namun ternyata cinta itu datang kembali ketika aku sudah memulai untuk membuka lembaran baru dalam hidupku. Aku menjadi bingung dengan apa yang harus aku lakukan.

Dengan orang yang aku kagumi, aku merasa aku akan bahagia bisa hidup bersamanya dan dengan orang yang aku cinta aku rela untuk menghabiskan hidupku untuk terus memahaminya.

Namun semua telah aku putuskan, dia hanyalah masa lalu yang telah aku tutup lembarannya meskipun aku tidak yakin dia akan menemukan seseorang yang memahaminya lebih dari aku tapi aku yakin kehidupannya akan tetap berjalan tanpa aku.

Maafkan cinta masa laluku, aku memilih untuk hidup bersama dengan orang yang aku kagumi saat ini. Meskipun aku tahu rasanya sakit meninggalkanmu namun aku percaya cinta itu akan datang tepat pada waktunya, cinta antara aku dan orang yang aku kagumi.

Maafkan aku cinta masa laluku, aku tak bisa menetapi janjiku untuk terus memberikan dukungan agar kau bisa mengendalikan dirimu terutama ketika amarah sedang menguasaimu

Maafkan aku karena aku memilih untuk kembali mengubur rasa cinta itu.
Maafkan aku. 

2 komentar:

  1. Teh Atieh *hug*...
    Dukung dan do'akan aku terus yan Teh, semoga bisa memberikan karya yang bisa memberikan kebaikkan dunia akhirat....
    :-*

    BalasHapus