Aku menatap satu persatu akhwat-akhwat shalihah yang ada di depanku, beberapa dari mereka telah aku kenal sebelumnya karena mereka adalah adik kelasku namun ada juga satu dua orang yang baru aku temui ditempat ini. Aku memerhatikan Ummi saat memberikan materinya, seperti biasa aku hanya terdiam tanpa mengatakan apapun karena ini adalah lingkungan baru bagiku. Aku merasa masih malu untuk memulai pembicaraan dan aku hanya berbicara seperlunya ketiak ditanya.
"Ini siapa namanya?" tanya Ummi.
"Fi'u Mi," jawabku singkat agak gugup.
"Oh, ini temannya Ayu?" tanya Ummi kembali.
"Bukan Mi, teh Fi'u ini seangkatan sama Karin pas SMA dulu," sambar Ayu menjawab.
Ummi hanya mengangguk tanda mengerti meskipun baru pertama bertemu denganku. Aku tak pernah membayangkan akan berkumpul kembali dengan teman-teman SMA disebuah lingkaran yang aku pun tak pernah membayangkan akan menjadi bagian dari mereka.
Baru beberapa bulan yang lalu aku kembali ke kota Bogor ini karena aku mendapatkan sebuah pekerjaan disini. Aku yang dulu tinggal di Jogja memilki kelompok untuk melingkar merasa sayang ketika aku tidak mencari kelompok lingkaran lain agar aku bisa bergabung dengna mereka dan bathinku mendapatkan asuoan nutrisi agar tidak gersang. Hingga akhirnya aku putuskan untuk menghubungi Karin sahabatku hingga saat ini dan Alhamdulillah gayung bersambut. Karin mengatakan bahwa aku masih bisa untuk bergabung dengan kelompok lingkaran yang Karin ikuti.
Aku mencari waktu yang tepat untuk bisa mengikuti kajian dalam lingkaran baruku, hanya saja aku masih merasa malu dan merasa berat untuk memulai kembali beradaptasi dengan orang-orang baru ataupun kelompok baru.
Sampai aku putuskan untuk ikut kajian Ummi dalam lingkaran yang kusebut lingkaran cinta hari ini walaupun tak jauh dari dugaanku bahwa aku akan pasif dari yang lain namun dari sinilah semua berawal menjadi sebuah ikatan yang tak ingin aku lepaskan.
**********
"Siapa yang bawa CV?" tanya Ayu kepada semua anggota lingkaran yang hadir.
"Aku bawa Yu," jawab Dian.
"Ya udah sini kasih ke aku, tadikan Ummi bilang kalau suruh kasih ke aku," kata Ayu serius.
"Sini aku mau baca," sahut teh Atieh terlihat menggoda.
"Ga boleh," jawab Dian spontan
"Iya Atieh, ga boleh. Aku aja ga boleh buka sama Ummi," kata Ayu tersenyum sambil mengambil amplop coklat yang disodorkan Dian kepadanya.
Aku hanya tersenyum melihat mereka, saat itu kami tinggal berempat karena teman-teman yang lain sudah pulang terlebih dahulu.
'Teh Fi'u udah bawa belum?" tanya Ayu kepadaku.
"Udah sih Yu, tapi fotonya belum ada. Kalau boleh mah aku kasih CV nya sekarang fotonya nyusul," jawabku bernegosiasi.
"Yah teh, mendingan sekalian besok aja kalau udah ada fotonya deh," jawab Ayu.
"Ya udah aku bawa pulang lagi berarti," kataku sambil tersenyum.
"Iya teh, besok kalau udah lengkap baru deh dibawa lagi. Hehehe," kata Ayu lagi.
Hari ini masih belum terlalu terbiasa dengan mereka yang ada disini,namun siap yang sangka esok atau lusa ketika kami bertemu kembali. Mungkin rasa cinta itu akan segera hadir.
********
"Sepertinya aku tidak akan melanjtukan kontrak kerjaku di sini karena aku ingin kembali ke Jogja menemani Ummiku Rin," kataku memulai pembicaraan saat aku berkunjung ke rumah Karin.
Karin dan teh Atieh yang juga ada di sana hanya terdiam menatapku lalu menyruput minuman yang ada dihadapan mereka. Akupun tak kalah diam.
"Aku berharap, semoga keputusanku ini adalah keputusan yang terbaik yang bisa aku ambil karena aku ingin menemani Ummiku mumpung aku belum menikah, hehehe," kataku sambil sedikit bercanda agar suasana tidak terlalu tegang.
"Berarti mbak Fi'u nanti cari kerja di Jogja?" tanya Karin memastikan.
Aku mengangguk dan menatap ke arah Karin, teh Atieh hanya terdiam menatapku.
"Memang kontaknya selesai kapan mbak?" tanya Karin.
"In syaa Allaah akhir Oktober Rin," jawabku menahan kebingunganku.
"Berarti nanti jadi jauh lagi dong mbak?" tanya Karin yang sebenarnya bukan sebuah pertanyaan tapi sebuah harapan agar aku tidak kembali ke Jogja.
"Iya Rin, tapi mau bagaimana lagi. Aku ingin menemani Ummi," jawabku menatap gelas yang ada di depanku.
Akhirnya suasana menjadi hening dan tak ada satu orang pun yang berbicara.
"Si Mirna kapan acara walimahnya?" tanyaku memecah kesunyian.
Saati itu aku merasa sangat mantap dengan pilihan yang aku ambil untuk kembali ke Jogja dan tinggal disana. Entah sampai kapan, tapi mungkin saja hingga aku menikah.
*******
Waktu berlalu dengan cepat hingga tidak terasa tinggal kurang dari dua bulan lagi kontrak kerjaku akan segera habis. Ada rasa bahagia karena aku akan segera meninggalkan tempat kerjaku sekarang namun ternyata aku baru sadar bahwa ada hati yang tak mau dipisahkan.
Hati yang terlanjur mencintai mereka teman-teman satu lingkaran karena Allaah Ta'ala, hati yang selalu ingin bertemu dan berbagi cerita tertawa bersama membicarakan hal-hal yang biasa para akhwat bicarakan.
Aku tak tahu harus berkata apa hari ini untuk mewakili perasaanku, namun satu hal yang pasti perpisahan ini adalah hal yang tak pernah aku bayangkan sebelumnya. Aku tahu aku akan pergi dari sini namun aku tak benar-benar faham bahwa jarak kita akan menjadi jauh satu sama lain.
Ketika hati ini telah terikat dalam sebuah cinta karena Allaah, maka akan semakin sulit untuk membayangkan bahwa kita akan merasakan perpisahan.
Sungguh aku mencintai kalian karena Allaah Ta'ala, aku hanya berharap sejauh apapun jarak yang tercipta antara kita namun cinta ini takkan pernah hilang dari hati kita.
Untuk kalian taman satu lingkaran,
Karin yang masih saja selalu tomboy namun sudah belajar untuk menjadi cantik.
Teh Atieh yang selalu menjadi tetua diamana pun berada.
Ayu yang selalu kalem namun tetap memiliki kharisma.
Dian yang selalu memiliki pendirian yang kuat
Deva yang cantik, diem-diem menghanyutkan.
Elis yang selalu ceria.
Laela yang tak kalah cerianya dengan Elis
Andri yang gampang kahawatir.
Hilya yang tegas.
Hilya yang tegas.
Fitri yang bener-bener kalem.
Dan Fuji yang sedang-sedang saja.
Maaf ketika aku belum benar-benar memahami kalian, tapi yang pasti bersama kalian hari-hariku menjadi berwarna karena kita saling melengkapi satu sama lain.
Dan jika suatu hari nanti kita memang harus berpisah, aku ingin kalian ingat bahwa aku pernah menjadi bagian di lingkaran cinta ini, cinta karena Allaah Ta'ala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar